Dander – “Orang akan berfikir sepuluh kali lipat untuk menghina kami, karena dengan keterbatasan yang kami miliki tapi kami masih ada manfaatnya,” ungkap Sanawi Ketua Perkumpulan Disabilitas Kabupaten Bojonegoro (PDKB) disela-sela pelatihan kewirausahaan di Balai Latihan Kerja (BLK) Bojonegoro kemarin (Rabu, 18/1). Pelatihan ini atas prakarsa ExxonMobil Cepu Limited yang difasilitasi oleh Pusat Inkubasi Bisnis (PIB) Bojonegoro.
Menurut Sanawi, pelatihan ini akan membawa manfaat besar bagi anggotanya yang memiliki keterbatasan diri. Itu karena, pelatihan merupakan dasar kemampuan yang akan dikembangkan sebagai bekal bagi anggotanya untuk berwirausaha. Karena itu, ia menyampaikan rasa terima kasih sekaligus kebanggaan atas perhatian yang diberikan untuk anggota masyarakat yang memiliki keterbatasan.
Arifin, manager Penelitian dan Pelatihan Pusat Inkubasi Bisnis (PIB) Bojonegoro mengatakan, pelatihan ini difokuskan untuk produk olahan yang memungkinkan dikembangkan oleh peserta. Diantaranya pelatihan produk olahan kue ledre yang menjadi ikon Kabupaten Bojonegoro. Tidak hanya itu, peserta juga dibekali dengan pelatihan pembuatan kue caramel dan putrid salju. Setelah mengikuti pelatihan, peserta juga dibekali dengan bantuan dari ExxonMobil berupa peralatan produksi kue skala rumah tangga.
Sementara itu, Beta Wicaksono Comdev PGA ExxonMobil Cepu Limited mengungkapkan, sejak awal pihaknya berkomitmen untuk menumbuh kembangkan kewirausahaan bagi masyarakat. Harapanya, masyarakat tidak lagi bergantung menjadi karyawan manufacture. Wirausaha merupakan alternative lain yang dapat dikembangkan masyarakat sebagai sumber pendapatan. Selain pelatihan produk olahan, ExxonMobil Cepu Limited dengan menggandeng PIB Bojonegoro juga telah mengembangkan inkubasi agrobisnis. “Bersama dengan PIB, kami telah banyak memfasilitasi pengembangan usaha berbasis pertanian, peternakan, perkebunan dan lain sebagainya,” pungkas Beta.
Bambang Yuwono, Kepala Balai Latihan Kerja (BLK) Bojonegoro berharap, pelatihan ini dapat dioptimalkan sehingga dapat menjadi bekal peserta pelatihan untuk memulai wirausaha. Karena itu, peserta diminta untuk memaksimalkan pemanfaatan bantuan peralatan produksi yang telah diberikan untuk mendukung usaha.(sis/min)