Home News PIB: Alat Perjuangan dan Sekolah Bagi Masyarakat

PIB: Alat Perjuangan dan Sekolah Bagi Masyarakat

599
0
SHARE
Berjuang Bersama Masyarakat

 

Berjuang Bersama Masyarakat
Berjuang Bersama Masyarakat

“PIB bukan partai politik, PIB juga bukan sekedar paguyuban arisan. Lebih dari itu, PIB adalah alat perjuangan sekaligus sekolah bagi masyarakat. Perjuangan dalam rangka mendapatkan hak untuk hidup lebih baik. Sekaligus sebagai sekolah untuk sama-sama belajar bagaimana mendapatkan hak untuk hidup lebih baik”. Begitulah ungkapan pertama yang disampaikan Sigit Agustiyono, Ketua Dewan Presidium Pusat Inkubasi Bisnis (PIB) Bojonegoro saat diminta menjelaskan profil lembaga.
Berangkat dari sebuah kegelisahan berkurangnya lahan pertanian dan terbatasnya lapangan pekerjaan. Disatu sisi, kesadaran masyarakat masih didominasi dengan pemahaman bahwa untuk bertahan hidup harus bekerja. Dan bekerja sekedar dipahami sebagai buruh atau pekerja yang menggantungkan hidupnya dari gaji pemberian majikan. Padahal, bekerja adalah merubah atau mengolah alam dan mengkonsolidasikan semua potensi yang ada dalam rangka mencukupi kebutuhan.
“rata-rata pelaku wirausaha kita terutama masyarakat sekitar PIB Bojonegoro hanya memiliki omset laba sekitar Rp 500 ribu perbulan. Ini menunjukkan bahwa wirausaha belum menjadi prioritas sumber pendapatan keluarga. Biaya hidup sehari-hari masih ditopang dari gaji sebagai buruh dan sebagian lagi dari hasil menggarap lahan pertanian. Padahal, semakin lama lahan pertanian semakin sempit. Lapangan pekerjaan juga tidak mampu menyerap seluruh potensi tenaga kerja yang tersedia,” papar Sigit.
Pusat Inkubasi Bisnis (PIB) Bojonegoro merupakan sebuah lembaga milik masyarakat yang lahir berkat kerja sama Yayasan Bina Swadaya dan PT ExxonMobil Cepu Ltd. Berkat dampingan dan peran kedua lembaga ini, masyarakat kecamatan Gayam Kab Bojonegoro mampu mendirikan sebuah lembaga yang diharapkan mampu menjadi alat perjuangan ekonomi masyarakat agar dapat hidup lebih baik. Hal itu tercermin dari tiga hal penting yang menjadi peran PIB Bojonegoro yaitu riset, training dan networking.
“ada tiga hal kunci sukses dalam sebuah perjuangan ekonomi yaitu ketrampilan, jaringan dan modal. Banyak orang berduit, tapi dia gagal karena tidak memiliki ketrampilan dan jaringan. Banyak orang memiliki ketrampilan, tapi dia gagal karena tidak memiliki jaringan dan modal. Disisi lain, banyak juga orang yang memiliki jaringan dan perkawanan luas, tapi dia bisa juga gagal karena tidak memiliki modal dan ketrampilan. Tiga hal inilah yang sebenarnya ingin dijawab dengan hadirnya PIB Bojonegoro,” jelas Sigit Agustiyono.
Masyarakat sebenarnya memiliki tiga potensi tersebut. Dan jika setiap potensi itu berhasil disatukan maka perjuangan masyarakat untuk mendapatkan hak ekonominya akan terwujud. Dalam hal ini, PIB Bojonegoro hadir untuk bersama-sama masyarakat mengkonsolidasikan semua potensi tersebut dengan harapan tingkat kesejahteraan masyarakat menjadi meningkat.
Dalam menjalankan peran riset, PIB Bojonegoro telah melakukan berbagai kegiatan uji coba usaha dan budidaya yang disesuaikan dengan potensi lokal yang tersedia. Berbagai uji coba itu diantaranya, uji coba budidaya padi dengan metode SRI organik dengan sistem tanam jajar legowo, uji coba budidaya kroto, uji coba budidaya ikan air tawar, uji coba budidaya jamur tiram serta berbagai uji coba lainya yang disesuaikan dengan potensi lokal yang tersedia.
Seluruh proses uji coba tersebut, menjadi landasan empiris dalam menyusun berbagai modul pelatihan. PIB Bojonegoro, dengan berbekal modul hasil uji coba telah memberikan berbagai pelatihan kepada masyarakat luas. Harapanya, masyarakat memiliki ketrampilan yang cukup dan mampu menerapkan dalam praktik budidayanya. Tentu saja dengan harapan dapat meningkatkan kualitas hasil produksi dan budidaya yang berujung pada peningkatan pendapatan.
Tidak berhenti disitu, untuk memastikan keberlanjutan usaha budidaya masyarakat, PIB Bojonegoro melalui berbagai asosiasi yang dibentuk juga membangun jaringan dengan berbagai pihak. Jaringan tersebut berupa jaringan kerja sama penjualan hasil produksi dan budidaya. Diantaranya, kerja sama dengan PT Yasa Setia Abadi Malang dalam hal penjualan gabah kering giling, kerja sama dengan PT Altara Farm Surabaya dalam hal penjualan bakalan domba, kerja sama dengan Koperasi Kroto Bond Indonesia Bogor dalam hal penjualan hasil budidaya kroto dan kerja sama dengan sejumlah lembaga lainya.
Selain jaringan pemasaran, PIB Bojonegoro juga membangun jaringan kerja sama permodalan dengan Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Rajekwesi. Koperasi ini merupakan hasil pendampingan kerja sama Yayasan Bina Swadaya dan PT ExxonMobil Cepu Ltd. Seluruh anggota asosiasi bentukan PIB Bojonegoro telah didorong kesadaranya untuk berkoperasi agar mereka memiliki wadah untuk menabung sekaligus akses yang lebih mudah untuk mendapatkan kredit usaha.
“PIB Bojonegoro saat ini juga telah dilengkapi dengan sebuah kantor yang menjadi pusat koordinasi kegiatan sekaligus sebagai pusat pengembangan agrobisnis. Kami memiliki tempat itu di desa Ringin Tunggal Kecamatan Gayam Kab Bojonegoro diatas lahan sekitar 2 ribu 500 meter persegi. Bangunan ini berkat uluran tangan PT ExxonMobil Cepu Ltd,”  pungkas Sigit Agustiyono

SHARE

LEAVE A REPLY